Allah berfirman dalam QS An Nur ayat 40 yang artinya : "Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-bertindih, apabila ia mengeluarkan tangannya, tiadalah ia dapat melihatnya, (dan) barang siapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikitpun."
Keadaan umum tentang lautan yang dijelaskan dalam buku berjudul Oceans : Kegelapan dalam lautan dan samudra yang dalam dijumpai pada kedalaman 200 m atau lebih. Pada kedalaman ini, hampir tidak dijumpai cahaya. Di bawah kedalaman 1000 m tidak terdapat cahaya sama sekali. (Elder, Danny; and John Pernetta, 1991, Oceans, London, Mitchell Beazley Publishers, s. 27)
Penyebaran organisme laut slah satunya bergantung pada arus, gelombang dan cahaya matahari. Sebagian besar organisme yang ada di laut dalam bergantung pada material organik yang jatuh dari zona fotik. Zona fotik merupakan zona dimana cahaya matahari masih mampu melakukan penetrasi untuk dimanfaatkan tumbuhan laut atau organisme berklorofil lain misalnya algae dan cyanobakter untuk melakukan proses fotosintesis. Sebuah proses dasar yang mendukung keberadaan organise tersebut berada di dasar piramida makanan. Dan karena alasan tidak adanya cahaya serta asumsi tidak adanya gelombang inilah maka para saintis ada yang berpendapat bahwa kehidupan di tempat ini akan sangat sedikit. Namun dengan perkembangan teknologi yang memungkinkan diketemukannya peralatan yang dapat menyelam jauh ke kedalaman lautan ternyata ditemukan cukup banyak kehidupan di area ini.
Di tahun 1960, Bathyscaphe Trieste sebuah mesin yang digunakan untuk eksplorasi laut dalam menuju ke dasar dari Palung Mariana dekat Guam hinggasampai pada kedalaman 35.798 kaki (10.9111 km) titik terdalam di bumi. Pada kedalaman ini kita bisa asumsikan jika Gunung Everest sebagai titik tertinggi di daratan ditenggelamkan, maka puncaknya akan berada lebih dari 1 mil dari permukaan. Kapal selam penelitian Jepang, Kaiko, adalah satu-satunya yang dapat menjangkau kedalaman ini, namun hilang di tahun 2003. Manusia tak mampu menyelam pada kedalaman di bawah 40 m tanpa bantuan peralatan khusus. Mereka tak mampubertahan hidup di bagian samudra yang dalam nan gelap, seperti pada kedalaman 200 m. Karena alasan inilah, para ilmuwan hanya baru-baru ini saja mampu menemukan informasi sangat rinci tersebut tentang kelautan.
Kapal selam dan perangkat khusus yang dikembangkan menggunakan teknologi modern, memungkinkan para ilmuwan untuk mendapatkan informasi ini. Kini kita telah mengetahui tentang keadaan umumlautan tersebut. Ciri-ciri makhluk hidup yang ada di dalamnya, kadar garamnya, jumlah air, luas permukaan serta kedalamannya. Namun, pernyataan "gelap gulita di lautan yang dalam" ternyata sudah digunakan dalam Qur'an surat An Nur pada 1400 th yang lalu. Ini sudah pasti salah satu keajaiban Al Qur'an sebab informasinya ini dinyatakan di saat belum ada perangkat yang memungkinkan manusia untuk menyelam di kedalaman samudra. Selain itu, pernyataan di ayat 40 surat An Nur "Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan....."mengarahkan perhatian kita pada satu keajaiban Al Qur'an yang lain.
Para ilmuwan baru-baru ini menemukan keberadaan gelombang di dasar lautan, yang terjadi pada pertemuan antara lapisan-lapisan air laut yang memiliki kerapatan atau massa jenis yang berbeda. "Gelombang yang dinamakan gelombang internal ini meliputi wilayah perairan di kedalaman lautan dan samudra dikarenakan pada kedalaman ini air laut memiliki massa jenis lebih tinggi dibandingkan lapisan air di atasnya. Gelombang internal memiliki sifat seperti gelombang permukaan. Gelombang ini dapat pecah, persis sebagaimana gelombang permukaan. Gelombang internal tidak dapat dilihat oleh mata manusia, tetapi keberadaannya dapat dikenali dengan mempelajari suhu atau perubahan kadar garam di tempat-tempat tertentu."(Gross, M. Grant; 1993, Oceanography, a View of earth, 6. edition, Englewood Cliffs, Prentice-Hall Inc., s.205)
Pernyataan-pernyataan dalam Al Qur'an benar-benar bersesuaian dengan penjelasan di atas. Tanpa adanya penelitian, seseorang hanya mampu melihat gelombang di permukaan laut. Mustahil seseorang mampu mengamati keberadaan gelombang internal di dasar laut. Akan tetapi, dalam surat An Nur, Allah mengarahkan perhatian kita pada jenis gelombang yang terdapat di kedalaman samudra. Sungguh, fakta yang baru saja diketemukan para ilmuwan ini memperlihatkan sekali lagi bahwa Al Qur'an adalah kalam Allah.