Islam adalah agama yang mengajarkan pentingnya menggunakan waktu secara optimal. Ajaran pentingnya memanfaatkan waktu telah melecut sarjana Muslim untuk menciptakan alat pengukur waktu, yakni jam. Dengan menguasai teknologi pembuatan jam, umat Islam bisa mengetahui secara pasti waktu beribadah. Sebelum jam diciptakan, peradaban manusia menggunakan matahari sebagai patokan waktu.
Jam Air
jam air |
Menurut Al-Hassan dan Hill jam air juga pernah dibangun seorang insinyur Muslim bernama Ibnu al-Haystam (wafat 1039 M). Sedangkan deskripsi paling awal mengenai jam air dalam bahasa Arab, terdapat dalam risalah karya al-Muradi pada abad ke-11 M. Pada abad yang sama, al-Zarqali juga membangun dua jam air besar di tepi Sungai Tagus di Toledo. Meski begitu, penciptaan jam air yang paling monumental dilakukan oleh al-Jazari. Berkat kemampuan mekaniknya, al-Jazari mampu merakit beberapa jenis jam air. "Salah satunya, jam tenaga air dengan tinggi 1 m, dan lebar 1,5 m. Jam itu berhasil direkontruksi di Museum Ilmu Pengetahuan pada 1976," ungkap Donald Routledge Hill dalam karyanya A History of Engineering in Classical and Medieval Times.
Jam Matahari
Menurut catatan sejarah, sundial atau jam matahari merupakan jam tertua pada peradaban manusia. Jam ini telah dikenal sejak tahun 3500 SM. Pembuatan jam matahari di dunia Islam dilakukan Ibnu al-Shatir, seorang Astronom Muslim (1304-1375 M). "Ibnu al-Shatir merakit jam matahari yang bagus untuk menara Masjid Umayyah di Damaskus," ujar David A King dalam karyanya bertajuk The Astronomy of the Mamluks. Dan berkat penemuannya itu, ia dikenal sebagai muwaqqit (pengatur waktu ibadah). Jam yang dibuat Ibnu al-Shatir masih tergolong jam matahari kuno yang didasarkan pada garis jam lurus. Ibnu al-Shatir membagi waktu dalam sehari 12 jam. Jam mataharinya itu, merupakan polar-axis sundial paling tua yang masih tetap eksis hingga kini.
Jam Astronomi
jam astronomi |
Insinyur Muslim Pencipta Jam
1. Al-Jazari
Ia bernama lengkap Abu al-'iz Ibn Isma'il ibn al-Razaz al-Jazari (1136-1206). Dunia mengenalnya sebagai salah seorang sarjana, penemu, insinyur mekanik, pemahat, seniman, dan astronom. Karyanya yang paling terkenal adalah Kitab Fi Ma'rifat al-Hiyal al-Handasiyya (Book of knoeledge of Ingenius Mechanical Devices) tahun 1206 M.Dalam kitab itu, al-Jazari menjelaskan sekitar 50 alat mekanik ciptaannya.
2. Ibnu al-Shatir
Sejatinya, dia bernama Ala al-Din Abu'l-Hasan Ali Ibn Ibrahim Ibnu al-Shatir (1304-1375). Karyanya yang paling terkenal dalam astronomi adalah Kitab Nihayat al-Sul Fi Tashih al-Usul. Dalam buku itu, ia merombak habis Teori Geosentris yang dicetuskan Ptolemeus. Secara matematis, al-Shatir memperkenalkan adanya epicycle yang rumit (sistem lingkaran dalam lingkaran). Al-Shatir menjelaskan bagaimana gerak merkurius jika bumi menjadi pusat alam semesta dan merkurius bergerak mengitari bumi.
Jam Mekanikal Dari Dunia Islam
jam mekanikal |
Jam dengan menggunakan alat berat serupa kemudian muncul dalam sebuah karya bahasa Spanyol yang disusun dari sumber-sumber berbahasa Arab. Al-Jazari juga menemukan jam air dengan pengatur air dan beban. Ini meliputi jam dengan roda gigi dan sebuah jam tenaga air yang praktis, dengan tinggi 1 m dan lebar 1,5 m. Masyarakat Eropa baru mengenal jam dikendalikan pemberat pada 1300 M. Sedangkan jam yang dikendalikan pegas dikuasai peradaban Barat pada 1430 M. Meski begitu, menurut al-Hassan dan Hill dibandingkan orang Eropa, Taqi al-Din lebih awal menguasai seni horologi (seni pembuatan jam). Sayangnya, teknologi penguasaan jam itu tak dibarengi dengan munculnya industri arloji di Turki Justru negara-negara Eropalah yang memasok jam-jam murah bagi Turki. Umat Islam tak mampu menjadikan temuannya menjadi sebuah industri.