Selasa, 31 Mei 2011

Misteri MARAH...

Siapapun diantara kita tentu pernah merasakan kemarahan. Entah kita yang menjadi subyek kemarahan ataukah objeknya. Kitapun tentu juga pernah merasakan berbagai efek dari adanya kemarahan tersebut. Dan rupanya, marah juga menjadi masalah yang pernah diperingatkan Rasulullah SAW kepada umatnya.
Suatu hari seorang lelaki datang menemui Nabi Muhammad SAW, meminta nasehat dan Nabi berpaling padanya, lalu beliau bersabda berulang-ulang : "Jangan pernah marah!" (HR. Bukhari). Dari hadist Nabi Muhammad SAW tersebut, seolah-olah beliau ingin menekankan bahwa sebaiknya kita menghindari marah, karena dikhawatirkan dapat mengakibatkan berbagai efek negatif. Hal itu kemudian diperjelas oleh sebuah hasil penelitian ilmiah yang menekankan tentang kemarahan. Bahwa secara psikologis dan rangsangan neorotik, marah tidak memiliki pengaruh yang lebih besar daripada berlari dalam hal meningkatkan denyut jantung dan memompa lebih banyak darah dan lebih cepat. Namun marah tidak seperti berlari, pelari bisa berhenti jika ia mau, sedangkan marah tidak dapat dikuasai dengan mudah, terutama jika orang tersebut tidak terbiasa. Kemudian apa yang bisa terjadi?
Penelitian tersebut membuktikan, bahwa orang yang melampiaskan kemarahan dapat dengan mudah menderita hipertensi dan anteriosklerosis karena tekanan darah menjadi terlalu tinggi, sedangkan pembuluh darah kehilangan kemampuan untuk memperluas diri dalam menampung tambahan darah yang terpompa. Selain itu ada juga dampak psikologis dan sosial yang dapat merusak hubungan manusia.
Akan tetapi yang perlu kita perhatikan adalah, bahwa yang menjadi pemikiran utama sejak lama yaitu ternyata menahan marah juga dapat menjadi pemicu timbulnya berbagai macam penyakit. Dalam sebuah studi dijelaskan bahwa marah dan menahan marah memiliki bahaya kesehatan yang sama, meskipun berbeda tingkat keparahannya. Apabila kita menahan marah, maka hampir pasti dia akan terserang penyakit hipertensi dan kadang-kadang kanker. Dalam kasus lain hal ini dapat menyebabkan serangan jantung mematikan karena ledakan kemarahan akan terjadi, dan itu lebih sulit untuk dikontrol. Dan karena kondisi fisik begitu banyak terkait dengan psikologis, hal ini dapat menyebabkan organ-organ vital dan kelenjar mengeluarkan hormon yang menganggu, yang akibatnya dapat melemahkan sistem kekebalan, atau menghilangkan sama sekali sistem kekebalan itu setelah terjadi keadaan kritis pada tubuh.
Hal tersebut sekaligus dapat menjelaskan mengapa sel-sel tubuh yang sehat dapat berubah menjadi kanker karena tidak adanya sistem imun yang normal. Ini menunjukkan aspek ilmiah, dan filsafat praktis dibalik pengulangan apa yang menjadi nasehat Nabi Muhammad SAW dalam hadist beliau dalam menjaga ketenangan, agar kita tidak mudah terbawa dan larut dalam kemarahan kita.
Dr. AhmedShawki Ibrahim, anggota Royal Society of Medicine di London dan konsultan Cardiologi Internal Medicine, mengatakan bahwa kodrat manusia ditandai oleh kecenderungan dan perilaku yang berbeda. Sebagai contoh, keinginan jasmani mengarah pada kemarahan, sifat dominan dilambangkan oleh kecenderungan terhadap kesombongan dan keangkuhan sementara mengikuti hawa nafsu menghasilkan kebencian dan keengganan untuk orang lain.
Secara umum, disamping penyakit psikologis dan fisik lain seperti, diabetes dan angina, menurut penelitian ilmiah dan menurut Dr. Shawki, mengkonfirmasi kenyataan bahwa kemarahan yang terus menerus dapat mempercepat kematian manusia. Nabi Muhammad SAW memerintahkan kita menahan diri untuk marah karena setiap tindakan diwaktu marah tersebut dapat menimbimbulkan penyesalan pada diri kita apabila kita telah tenang. Dalam Al Qur'an, marah memang dianggap kekuatan jahat yang memaksa orang untuk melakukan hal-hal yang tidak masuk akal. Ketika Nabi Musa AS marah kepada kaumnya, dilemparnya lembaran-lembaran kitab lalu beliu menarik kepala saudaranya. Kemudian ketika amarah Musa mereda, maka beliau mengambil lembaran-lembaran kitab tersebut. Jadi tampak jelas perbandingan antara kedua kondisi tersebut.
Lalu apa yang kita butuhkan saat menghadapi kemarahan? Yaitu kontrol diri setelah iman yang kuat dan kepercayaan kepada Allah sang pencipta kita. Nabi SAW mengajarkan kepada kita bahwa kekuatan itu identik dengan ketenangan, bukan kemarahan yang tak terkontrol. Obat penenang juga tidak menjadi solusi, karena efeknya justru negatif. Penggunaan obat penenang sering dapat menyebabkan terjadinya kecanduan sehingga tidak dapat dihentikan. Salah satu cara yang dapat kita gunakan untuk mengatasinya adalah dengan mengubah perilaku manusia itu sendiri dalam mengahadapi masalah sehari-hari, yaitu dengan ketenangan dan kehalusan, bukan dengan marah. Dr. Shawki juga menambahkan bahwa ada dua terapi psikologis yang dapat dilakukan untu meredakan kemarahan. 
Yang pertama, adalah mengurangi kepekaan emosional dengan melatih pasien, dibawah pengawasan medis untuk bersantai jika bertemu situasi sulit sedangkan ia tidak merasakan kegembiraan. 
Yang kedua, dapat dilakukan dengan relaksasi psikologis dan fisik, sembari mengingat pengalaman yang paling sulit dan mengubah posisi fisik, yaitu berdiri, duduk, atau berbaring.
Walaupun cara yang direkomendasikan Dr Shawki dalam penelitian tersebut telah terbukti dalam beberapa tahun terakhir, namun Nabi SAW mengajarkan kepada para sahabatnya jauh-jauh sebelumnya. Dalam hadist disebutkan bahwa bila seseorang merasa marah Sambil berdiri  misalnya mereka dapat duduk atau berbaring untuk mengusir kemarahan itu pergi..






















Jumat, 27 Mei 2011

WAKTU

Waktu merupakan sesuatu yang tidak bermakna, kecuali jika ada peristiwa yang membedakannya. Zaman bagaikan rangkaian dari sejumlah peristiwa yang berturut-turut. Kalau bukan karena memori yang diberikan Allah kepada manusia, tentu kita tidak akan merasakan perjalanan waktu. 
Hari dalam kehidupan di bumi adalah satuan waktu untuk bumi berotasi satu putaran penuh. Tahun adalah satuan waktu untuk bumi berevolusi mengelilingi, yaitu sama dengan 365 hari. Bulan (bulan Arab) adalah satuan waktu untuk bulan mengelilingi bumi satu putaran penuh. Banyak bangsa di dunia yang menjadikan satuan waktu (hari, bulan dan tahun) sebagai dasar penanggalan mereka dengan sedikit semuanya dapat dikelompokkan kedalam dua kelompok. Pertama, penanggalan bulan yang menjadikan puataran bulan mengelilingi bumi sebagai dasarnya. Kedua, penanggalan matahari yang menjadikan putaran bumi mengelilingi matahari sebagai dasarnya. Penanggalan Hijriah (yang menggunakan dasar bulan) dan Miladiah (yang menggunakan dasar matahari) merupakan contoh penanggalan-penanggalan tersebut. Al Qur'an sendiri telah menerangkan fakta bahwa 300 tahun matahari sama dengan 309 tahun  bulan, yaitu dalam surat Al-Kahfi : "Dan mereka tinggal dalam gua tiga ratustahun dan bertambah sembilan tahun." (QS. Al-Kahfi:25)

Allah juga menjadikan gerak matahari, bulan dan planet lainnya dengan perhitungan yang cermat agar manusia memanfaatkannya untuk mengetahui dan mengukur waktu. Allah berfirman, "Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, maka Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang benderang supaya kamu dapat mencari karunia dari Tuhanmu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan. Dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas." (QS. Al-Baqarah:189)

Para ahli menemukan waktu bersifat relatif, dan berubah bergantung pada tempat (waktu diukur) dan kecepatan gerak tempat itu. Artinya waktu selalu berkaitan dengan gerak dan tempat. Satu hari di planet Venus, misalnya (yaitu satuan waktu yang digunakan planet itu untuk berotasi pada porosnya), sama dengan 242 hari di bumi. Sains modern juga menerangkan jarak yang begitu jauh antara posisi-posisi bintang diukur dengan satuan "tahun cahaya", yaitu jarak yang ditempuh oleh sinar dalam satu tahun. Sinar matahari misalnya, menemukan waktu delapan menit untuk sampai ke bumi. 

Di dalam Al Qur'an banyak kita temukan ayat-ayat yang mengisyaratkan relativitas atau kenisbian waktu dan tempat. Ketika berbicara tentang waktu planet bumi yang menjadi dasar perhitungan manusia serta pertambahan umur dan waktu shalat.

Dirikanlah shalat diwaktu gelincir matahari sampai gelap malam, dan dirikanlah shalat Subuh, sesungguhnya shalat Subuh disaksikan." (QS. Al-Isra':78)

Dan Kami telah perintahkan manusia untuk berbuat baik kepada ibu bapaknya, Ibunya telah mengandungnya dengan kepayahan dan melahirkannya dengan kepayahan pula. Dia mengandungnya sampai masa menyapihnya tiga puluh bulan sehingga apabila anak itu mencapai dewasa dan mencapai usia empat puluh tahun, dia berkata, "Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk supaya aku mensyukuri nikamt-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada ibu bapakku, dan supaya aku dapat mengerjakan amal shaleh yang Engkau ridhoi, dan berilah kebaikan kepadaku juga pada keturunanku. Sesungguhnya aku bertobat kepada-Mu dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri." (QS. Al-Ahqaf:15)

Al Qur'an juga mengaitkan jenis beribadah yang berdimensi ekonomi, seperti zakat dengan faktor waktu:....dan bayarlah haknya pada hari memetiknya...(QS. Al-An'am:141). Ketika berbicara tentang waktu sebelum dan sesudah (waktu bumi) yang ukuran satu harinya berbeda dengan ukuran hari yang biasa kita gunakan dalam kehidupan kita, hanya Allah yang mengetahui hakikatnya.

Sungguh Kami telah menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya dalam enam masa, dan Kami sedikit pun tidak ditimpa kelelahan. (QS. Qaf:38)
Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian naik (kembali) kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya seribu tahun menurut hitungan kamu. (QS. AS-Sajdah:5)
....dan sesungguhnya satu hari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu. (QS. Al-Hajj:24)

Sungguh Maha Suci Allah yang tidak tunduk pada dimensi ruang dan waktu karena Dia berada diluar ruang dan waktu. Dan mereka berkata, "Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan kita di dunia ini (saja), kita mati dan hidup, dan tidak ada yang membinasakan kita kecuali masa. "Dan mereka tidak mempunyai ilmu tentang itu, mereka tidak lain hanya menduga-duga." (QS. Al-Jatsiyah:24)


















Minggu, 22 Mei 2011

GUNUNG Pasak Bumi Penjaga Stabilitas

Pegunungan merupakan pemandangan yang sangat spektakuler, yang menjulang ke atas sampai beberapa ratus meter bahkan lebih dari daratan yang ada di sekelilingnya. Beberapa dari pemandangan itu ada yang merupakan satu gunung dengan kontur tanah lebih tinggi dari sekelilingnya, dan beberapa lainnya merupakan suatu rangkaian pegunungan yang sangat panjang. Beberapa dari rangkain tersebut merupakan rangkaian pegunungan yang masih sangat muda, seperti Pegunungan Himalaya yang masih tumbuh samapai sekarang. Lainnya merupakan rangkaian pegunungan yang sudah tua dan sudah mengalami proses perataan permukaan. 
Mengetahui keindahan gunung membuat kita bertanya-tanya sebenarnya bagaimana proses gunung itu terbentuk? Dan apa fungsinya?

Pada awal abad ke-20 seorang ilmuwan Jerman Alfred Wegener mengemukakan bahwa benua-benua pada permukaan bumi menyatu pada masa-masa awal bumi. Namun kemudian bergeser ke arah yang berbeda-beda sehingga terpisah ketika mereka bergerak saling menjauhi.
Pangaea
Wegener dalam sebuah tulisan yang terbit tahun 1915 menyatakan sekitar 500 juta tahun lalu seluruh tanah daratan yang ada di permukaan bumi awalnya adalah satu kesatuan yang dinamakan Pangaea, terletak di kutub selatan. Sekitar 180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian yang masing-masingnya bergerak ke arah yang berbeda. Salah satu daratan atau benua raksasa ini adalah Gondwana, yang meliputi Afrika, Australia, Antartika dan India. Benua raksasa kedua adalah Laurasia, yang terdiri dari Eropa, Amerika Utara, dan Asia kecuali India. Selama 150 tahun setelah pemisahan ini, Gondwana dan Laurasia terbagi menjadi daratan-daratan yang lebih kecil. 
Benua-benua yang terbentuk setelah terbelahnya Pangaea bergerak di permukaan bumi secara terus menerus sejauh beberapa sentimeter per tahun. Peristiwa ini juga menyebabkan perubahan perbandingan luas antara wilayah daratan dan lautan di bumi.
Para ahli geologi memahami kebenaran pernyataan Wegener baru pada tahun 1980 yakni setelah 50 tahun kematiannya. Pergerakan kerak bumi ini ditemukan setelah penelitian geologi yang dilakukan di abad ke-20. 

Para ilmuwan menjelaskan peristiwa ini sebagai berikut
Kerak dan bagian terluar dari magma, dengan ketebalan sekitar 100km terbagi atas lapisan yang disebut lempengan. Terdapat enam lempengan yang utama dan beberapa yang kecil. Menurut teori yang disebut lempeng tektonik, lempengan tersebut bergerak pada permukaan bumi, membawa benua dan dasar lautan bersamanya. Pergerakan benua telah diukur dan kecepatan 1 hingga 5 cm per tahun. Dan terus menerus bergerak menghasilkan perubahan pada geografi bumi secara perlahan. Pergerakan lempeng ini terkadang mengakibatkan tumbukan antara dua atau lebih lempeng tektonik. Sekitar 45 juta tahun yang lalu India bertumbukan dengan Asia. India yang pada awalnya bersatu dengan Antartika, telah berjalan sejauh hampir 5000 km sebelum akhirnya terjadi tumbukan tersebut. Dari proses tumbukan tersebut, terbentuk Pegunungan Himalaya dan Daratan Tinggi Tibet.
Rangkaian pegunungan lainnya yang menunjukkan kejadian tumbukan lempeng bumi adalah Pegunungan Alpen, Ural dan Appalachian. Pegunungan Appalchian diperkirakan merupakan pertemuan antara Amerika Utara, Eropa dan Afrika Utara. Meskipun ketiganya sekarang telah terpisahkan, ketiganya menunjukkan bagian super dari benua Pangaea tidak lebih dari 20 juta tahun lalu.

Secara umum proses yang membentuk suatu sistem pegunungan disebut dengan proses orogenesis. Kata tersebut berasal dari bahasa Yunani oros (pegunungan) dan  genesis (pembentukan). Sistem pegunungan akibat dari proses tersebut menunjukkan adanya suatu gaya yang sangat besar yang mengakibatkan terjadinya perlipatan (folded), penseseran (faulted) dan umumnya merubah bentuk bagian kerak bumi. Perubahan akibat pelipatan dan penseseran lempeng-lempeng yang bergerak itulah yang membentuk gunung.
Terdapat fakta yang menakjubkan bahwa ternyata gunung-gunung tersebut adalah laksana pasak yang menjaga stabilitas daratan dari pergerakan lempeng bumi yang massif. Ketika dua lempengan bertumbukan, lempengan yang lebih kuat menyelip dibawah lempengan yang satunya, sementara yang diatas melipat dan membentuk dataran tinggi. Lapisan bawah bergerak dibawah permukaan dan membentuk perpanjangan yang dalam ke bawah.
Gunung adalah lapisan yang melipat dan membentuk dataran tinggi. Dan gunung selalu mempunyai bagian yang menghujam jauh ke bawah yang tak kalah besarnya dengan yang tampak di permukaan bumi. Dengan kata lain, gunung-gunung menggengam lempengan-lempengan kerak bumi dengan memanjang ke atas dan ke bawah permukaan bumi pada titik-titik pertemuan lempengan-lempengan ini. Dengan cara ini, gunung memancangkan kerak bumi dan mencegahnya dari terombang-ambing diatas lapisan magma atau diantara lempengan-lempengannya. Singkatnya, kita dapat menyamakan gunung dengan paku yang menjadikan lembaran-lembaran kayu tetap menyatu. Fungsi pemancangan dari gunung disebut dengan istilah "isostasi".
isostasi
Peran penting gunung yang ditemukan oleh ilmu geologi modern ini, dinyatakan dalam Al Qur'an : "Dan telah kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) guncang bersama mereka."(QS. Anbiya' : 31)
Dalam ayat lain, peran gunung seperti ini diungkapkan melaui sebuah perumpamaan sebagai pasak : "Bukankah kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan? dan gunung-gunung sebagai pasak?" (QS. An-Naba' : 6-7).

Pengobatan Menggunakan Barang Haram

Islam yang mengutamakan kesehatan dan pengobatan. Dalam setiap penyakit pasti Allah menurunkan obatnya. Kekayaan keilmuan pengobatan bahkan pernah menjadi bagian dari kejayaan Islam berabad-abad lalu. Diantaranya saat itu masyhur di kalangan ahli pengobatan Ibnu Kalada yang menyembuhkan Sa'ad bin Abi Waqash dari sakit kerasnya. Nabi sendiri bersanbda, "Sesungguhnya Allah tidak menjadikan kesembuhan kalian pada sesuatu yang diharamkan pada kalian."
Kemudian dalam Shahih Muslim diriwayatkan dari Thariq bin Suwaid Al Hadharami bahwa ia pernah bertanya, "Wahai Rasulullah! Sesungguhnya di negeri kami terdapat banyak anggur yang dijadikan minum (wine) kemudian kami meminumnya." Beliau menjawab, "Jangan!." Aku kembali mengulang pertanyaan, lalu aku menjelaskan bahwa kami biasa memberikannya sebagai obat untuk orang sakit. Beliau bersabda, "Sesungguhnya khamr itu bukanlah obat, melainkan penyakit."
Sementara dalam Sunan An-Nisa'i diceritakan, "Ada seorang dokter yang mencampurkan kodok ke dalam ramuan obatnya, sementara Rasulullah melihatnya. Maka Rasulullah melarang dokter itu membunuh kodok tersebut."
Berobat dengan sesuatu yang diharamkan adalah buruk, baik menurut akal maupun syari'at. Sementara menurut logika, Allah mengharamkan sesuatu itu pasti sesuatu yang jelek. Allah tidak pernah mengharamkan yang baik-baik untuk umat ini. 
Contohnya adalah bahaya keharaman khamr atau minuman keras. Majalah Medicine Internasional edisi 6 th 1989 menyatakan bahwa minuman keras dapat membangkitkan kanker tenggorokan. Disamping itu khamr dapat menyebabkan pendarahan di tenggorokan, pembengkakan pembuluh darah di pangkal tenggorokan, radang pankreas, wasir, dan lain-lainnya, yang adakalanya menyebabkan kematian. 
Berbagai penelitian juga menegaskan bahwa minuman beralkohol terhadap liver, fungsi seksual, menyebabkan berbagai penyakit pada wanita, gangguan sistem urine, pencernaan, sistem aliran darah, penrnafasan, kelenjar telinga dan kelamin, serta sistem metabolisme tubuh.
Allah mengharamkan sesuatu kepada umat ini tidak lain karena kejelekannya. Allah mengharamkan demi melindungi mereka juga dan menjaga jangan sampai memakannya. Maka tidak semestinya kalau sesuatu yang haram itu digunakan untuk mengobati penyakit dan sejenisnya, karena meskipun barang itu memiliki khasiat menghilangkan penyakit, namun pasti akan menimbulkan penyakit yang lebih parah lagi pada hati. Racun yang dikandung obat-obatan haram tersebut pasti diluar kemampuan hati dalam menetralisirnya. Artinya si pasien berusaha menghilangkan penyakit fisik dengan resiko penyakit hati. 
Dari sisi kajian psikologis, memperbolehkan pengobatan dengan barang-barang haram memiliki dampak negatif. Sesuatu yang diharamkan berarti harus dijauhi dan dihindari dengan segala cara. Menjadikannya sebagai obat berarti memberi motivasi untuk mencarinya. Dan itu jelas bertentangan dengan kaidah tujuan syari'at.
Pada prinsipnya, para fuqaha' berdasarkan hadist Rasulullah SAW menetapkan keharaman menggunakan benda-benda yang haram sebagai obat. Namun demikian, memang  tidak selamanya sesorang dapat berobat sesuai dengan ketentuan syara' tersebut. Dalam keadaan tertentu atau sangat terpaksa, seseorang memang diperbolehkan menggunakan benda haram tersebut sebagai obat. 
Hukum haram dalam penjelasan tulisan ini adalah untuk keadaan normal yang memungkinkan seseorang untuk berikhtiar melakukan pengobatan di luar barang-barang haram tersebut. Sementara jika dalam keadaan sangat darurat, Islam memiliki kebijaksaana dalam hal lain. Hukum keharusan dan keringanan (rukhsah) dalam fiqh Islam bagaikan dua sisi mata uang, tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Dalam situasi normal, hukum keharusan mutlak harus diberlakukan dan tidak ada kompromi. Namun dalam keadaan darurat, maka hukum keringanan atau rukhsah-lah yang mutlak diberlakukan. 
Penggunaan khamr sebagai obat, menurut ulama Hanafiyah tidak boleh, sebab secara tegas Nabi melarangnya. Namun jika diyakini untuk kesembuhan suatu penyakit maka diperbolehkan. Jika seseorang tersumbat tenggorokannya, dan tidak menemukan air maka ia boleh minum khamr. Ulama Malikiyah, Hanabilah dan sebagian Syafi'iyah berpendapat mengkonsumsi baran haram jika dalam keadaan terpaksa yang dapat mengancam keselamatan jiwa maka diperbolehkan. Seperti dalam kondisi dehidrasi dan yang ada khamr maka minum khamr diperbolehkan.
Mahmud Syaltut menyatakan menggunakan khamr dan benda haram lainnya sebagai obat diperbolehkan dengan 2 syarat, yaitu harus berdasarkan keterangan dari dokter muslim yang dapat dipercaya dan memang karena tidak ada obat lain serta cara memperolehnya tidak melanggar syara' dan tidak melebihi keperluan.
Pada kenyataannya, dalam kondisi normal obat-obatan haram amatlah berbahaya bagi otak yang merupakan sentral pikiran manusia menurut kalangan medis. Disini terkandung sebuah rahasia yang amat lembut berkaitan dengan substansi berbagai benda haram yang tidak bisa dijadikan sebagai obat. Karena salah satu kriteria obat adalah bahwa sesuatu yang akan dijadikan obat itu harus dapat diterima tubuh dan mengandung keberkahan dari Allah didalamnya.
Maka jika ada yang halal, kenapa harus yang haram??


Jumat, 20 Mei 2011

Bukti Keontetikan Al Qur'an

Dunia Arkeologi pada abad ke-19 digegerkan dengan dipecahkannya kode huruf Hieroglif Mesir. Huruf yang telah berabad-abad bisu karena manusia belum mengetahui bagaimana membacanya itu akhirnya bisa diterjemahkan melalui "kamus" di prasasti  Batu Roseta. Satu hal yang paling penting dalam berbagai tulisan hieroglif ini bahwa disana disebut nama "HAMAN". Nama yang juga ada di dalam Al Qur'an.
Dalam prasasti hieroglif tersebut nama HAMAN diterjemahkan sebagai pembantu dekat Fir'aun dan pemimpin pekerja batu pahat. Luar biasanya adalah sebelumnya Al Qur'an juga telah membahas nama HAMAN yang digambarkan sebagai orang yang mengarahkan pendirian bangunan atas perintah Fir'aun.
Al Qur'an mengisahkan kehidupan Nabi Musa as dengan sangat jelas. Tatkala memaparkan perselisihan dengan Fir'aun dan urusannya dengan Bani Israil, Al Qur'an menyingkap berlimpah keterangan tentang Mesir kuno. Salah satunya adalah HAMAN tadi. Seorang pelaku yang namanya disebut di enam tempat berbeda dalam Al Qur'an, dimana Al Qur'an memberitahu kita bahwa ia adalah salah satu dari sekutu terdekat Fir'aun.
Dan anehnya nama HAMAN tidak pernah disebut dalam Taurat yang berkaitan dengan kehidupan Nabi Musa as. Tetapi, penyebutan nama HAMAN dapat ditemukan di bab-bab terakhir Perjanjian Lama sebagai pembantu raja Babilonia yang melakukan banyak kekejaman terhadap Bani Israil kira-kira 1.100 tahun setelah kehidupan Nabi Musa as.
Al Qur'an, ternyata jauh lebih berkesesuaian dengan penemuan-penemuan kepurbakalaan masa kini. Al Qur'an benar-benar memuat kata HAMAN yang merujuk pada masa hidup Nabi Musa as. 
Dari sini terkuak bukti kuat bahwa tuduhan-tuduhan yang dilontarkan kepada Al Qur'an sebagai kitab suci palsu terbantahkan tatkala naskah hieroglif itu dipecahkan. Dimana nama HAMAN ditemukan di naskah-naskah kuno itu, nama yang sebelumnya manusia modern tidak dapat membacanya.
Memang hingga abad ke-18, tulisan dan prasasti Mesir kuno tidak dapat dipahami. Bahasa Mesir kuno tersusun atas lambang-lambang berupa hieroglif. Gambar-gambar ini, memaparkan kisah dan membukukan catatan peristiwa-peristiwa penting sebagaimana kegunaan kota di zaman modern, biasanya diukur pada batu hingga terawetkan selama berabad-abad.
Dengan tersebarnya agama Nasrani dan pengaruh budaya lainnya di abad ke-2 dan ke-3, Mesir meninggalkan kepercayaan kunonya dan meninggalkan penggunaan tulisan hieroglif. bahasa gambar dan lambang telah terlupakan, menyisahkan tak seorangpun dapat membaca dan memahaminya. Sudah tentu hal ini menjadikan pengkajian sejarah dan kepurbakalaan nyaris mustahil. Keadaan ini tidak berubah hingga sekitar 2 abad silam.
Tahun 1799, kegembiraan besar terjadi dikalangan sejarawan. Rahasia tulisan Hieroglif Mesir kuno terpecahkan melalui penemuan sebuah prasasti yang disebut " Batu Rosetta". Penemuan mengejutkan ini berasal dari tahun 196 SM Nilai penting prasasti ini adalah ditulisnya prasasti tersebut dalam tiga bentuk tulisan yaitu, Hieroglif, Demotik (bentuk sederhana tulisan tangan bersambung Mersir kuno), dan Yunani. Lalu dengan bantuan naskah Yunani, tulisan Mesir kuno ini diterjemahkan.
Penerjemahan prasasti ini diselesaikan oleh orang Perancis bernama Jeans Franscoise Champollion. Dengan demikian, sebuah bahasa yang telah terlupakan selama berabad-abad serta aneka peristiwa yang dikisahkannya dapat terungkap. Dengan cara ini, banyak pengetahuan tentang peradaban, agama dan kehidupan Mesir kuno menjadi terbaca kembali. 
Melalui penerjemahan Hieroglif ini, sebuah pengetahuan penting tersingkap : nama HAMAN benar-benar disebut dalam prasasti-prasasti Mesir. Nama ini tercantum pada sebuah tugu di Museum Hof di Wina. Tulisan yang sama ini juga menyebut hubungan dekat antara Haman dan Fir'aun. Dalam kamus People in The New Kingdom, yang disusun berdasarkan keseluruhan kumpulan prasasti tersebut, HAMAN disebut sebagai "pemimpin para pekerja batu pahat".
Temuan ini mengungkap kebenaran sangat penting. HAMAN adalah seseorang yang hidup di Mesir pada jaman Nabi Musa as. Ia dekat dengan Fir'aun dan terlibat dalam pekerjaan membuat bangunan, persisi sebagaimana dipaparkan dalam Al Qur'an.
Dan kata Fir'aun: "Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui Tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat, dan kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhannya Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa ia termasuk orang-orang pendusta". (QS. Al Qashas, 28:38)
Ayat dalam Al Qur'an yang mengisahkan peristiwa dimana Fir'aun meminta Haman mendirikan menara itu, mutlak sesuai dengan penerjemahan tulisan Hieroglif itu. Melalui penemuan ini, sanggahan-sanggahan tak beralaskan dari para penentang Al Qur'an terbukti keliru.
Secara menakjubkan, Al Qur'an menyampaikan kepada kita pengetahuan sejarah yang tak mungkin dimiliki atau diketahui di masa Nabi Muhammad SAW. Tanpa wahyu Allah SWT tidak mungkin Nabi Muhammad SAW mengetahui apa dan bagaimana HAMAN itu, jadi secara argumentatif terbukti bahwa Al Qur'an benar-benar bukan karangan Nabi Muhammad SAW karena huruf hieroglif yang memuat nama HAMAN baru dapat dibaca manusia hingga akhir tahun 1700-an. Ketika nama HAMAN ditemukan dalam prasasti-prasasti kuno tersebut, ini menjadi bukti kuat lagi tak terbantahkan bagi kebenaran mutlak Firman Allah dalam Al Qur'an.