Minggu, 22 Mei 2011

GUNUNG Pasak Bumi Penjaga Stabilitas

Pegunungan merupakan pemandangan yang sangat spektakuler, yang menjulang ke atas sampai beberapa ratus meter bahkan lebih dari daratan yang ada di sekelilingnya. Beberapa dari pemandangan itu ada yang merupakan satu gunung dengan kontur tanah lebih tinggi dari sekelilingnya, dan beberapa lainnya merupakan suatu rangkaian pegunungan yang sangat panjang. Beberapa dari rangkain tersebut merupakan rangkaian pegunungan yang masih sangat muda, seperti Pegunungan Himalaya yang masih tumbuh samapai sekarang. Lainnya merupakan rangkaian pegunungan yang sudah tua dan sudah mengalami proses perataan permukaan. 
Mengetahui keindahan gunung membuat kita bertanya-tanya sebenarnya bagaimana proses gunung itu terbentuk? Dan apa fungsinya?

Pada awal abad ke-20 seorang ilmuwan Jerman Alfred Wegener mengemukakan bahwa benua-benua pada permukaan bumi menyatu pada masa-masa awal bumi. Namun kemudian bergeser ke arah yang berbeda-beda sehingga terpisah ketika mereka bergerak saling menjauhi.
Pangaea
Wegener dalam sebuah tulisan yang terbit tahun 1915 menyatakan sekitar 500 juta tahun lalu seluruh tanah daratan yang ada di permukaan bumi awalnya adalah satu kesatuan yang dinamakan Pangaea, terletak di kutub selatan. Sekitar 180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian yang masing-masingnya bergerak ke arah yang berbeda. Salah satu daratan atau benua raksasa ini adalah Gondwana, yang meliputi Afrika, Australia, Antartika dan India. Benua raksasa kedua adalah Laurasia, yang terdiri dari Eropa, Amerika Utara, dan Asia kecuali India. Selama 150 tahun setelah pemisahan ini, Gondwana dan Laurasia terbagi menjadi daratan-daratan yang lebih kecil. 
Benua-benua yang terbentuk setelah terbelahnya Pangaea bergerak di permukaan bumi secara terus menerus sejauh beberapa sentimeter per tahun. Peristiwa ini juga menyebabkan perubahan perbandingan luas antara wilayah daratan dan lautan di bumi.
Para ahli geologi memahami kebenaran pernyataan Wegener baru pada tahun 1980 yakni setelah 50 tahun kematiannya. Pergerakan kerak bumi ini ditemukan setelah penelitian geologi yang dilakukan di abad ke-20. 

Para ilmuwan menjelaskan peristiwa ini sebagai berikut
Kerak dan bagian terluar dari magma, dengan ketebalan sekitar 100km terbagi atas lapisan yang disebut lempengan. Terdapat enam lempengan yang utama dan beberapa yang kecil. Menurut teori yang disebut lempeng tektonik, lempengan tersebut bergerak pada permukaan bumi, membawa benua dan dasar lautan bersamanya. Pergerakan benua telah diukur dan kecepatan 1 hingga 5 cm per tahun. Dan terus menerus bergerak menghasilkan perubahan pada geografi bumi secara perlahan. Pergerakan lempeng ini terkadang mengakibatkan tumbukan antara dua atau lebih lempeng tektonik. Sekitar 45 juta tahun yang lalu India bertumbukan dengan Asia. India yang pada awalnya bersatu dengan Antartika, telah berjalan sejauh hampir 5000 km sebelum akhirnya terjadi tumbukan tersebut. Dari proses tumbukan tersebut, terbentuk Pegunungan Himalaya dan Daratan Tinggi Tibet.
Rangkaian pegunungan lainnya yang menunjukkan kejadian tumbukan lempeng bumi adalah Pegunungan Alpen, Ural dan Appalachian. Pegunungan Appalchian diperkirakan merupakan pertemuan antara Amerika Utara, Eropa dan Afrika Utara. Meskipun ketiganya sekarang telah terpisahkan, ketiganya menunjukkan bagian super dari benua Pangaea tidak lebih dari 20 juta tahun lalu.

Secara umum proses yang membentuk suatu sistem pegunungan disebut dengan proses orogenesis. Kata tersebut berasal dari bahasa Yunani oros (pegunungan) dan  genesis (pembentukan). Sistem pegunungan akibat dari proses tersebut menunjukkan adanya suatu gaya yang sangat besar yang mengakibatkan terjadinya perlipatan (folded), penseseran (faulted) dan umumnya merubah bentuk bagian kerak bumi. Perubahan akibat pelipatan dan penseseran lempeng-lempeng yang bergerak itulah yang membentuk gunung.
Terdapat fakta yang menakjubkan bahwa ternyata gunung-gunung tersebut adalah laksana pasak yang menjaga stabilitas daratan dari pergerakan lempeng bumi yang massif. Ketika dua lempengan bertumbukan, lempengan yang lebih kuat menyelip dibawah lempengan yang satunya, sementara yang diatas melipat dan membentuk dataran tinggi. Lapisan bawah bergerak dibawah permukaan dan membentuk perpanjangan yang dalam ke bawah.
Gunung adalah lapisan yang melipat dan membentuk dataran tinggi. Dan gunung selalu mempunyai bagian yang menghujam jauh ke bawah yang tak kalah besarnya dengan yang tampak di permukaan bumi. Dengan kata lain, gunung-gunung menggengam lempengan-lempengan kerak bumi dengan memanjang ke atas dan ke bawah permukaan bumi pada titik-titik pertemuan lempengan-lempengan ini. Dengan cara ini, gunung memancangkan kerak bumi dan mencegahnya dari terombang-ambing diatas lapisan magma atau diantara lempengan-lempengannya. Singkatnya, kita dapat menyamakan gunung dengan paku yang menjadikan lembaran-lembaran kayu tetap menyatu. Fungsi pemancangan dari gunung disebut dengan istilah "isostasi".
isostasi
Peran penting gunung yang ditemukan oleh ilmu geologi modern ini, dinyatakan dalam Al Qur'an : "Dan telah kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) guncang bersama mereka."(QS. Anbiya' : 31)
Dalam ayat lain, peran gunung seperti ini diungkapkan melaui sebuah perumpamaan sebagai pasak : "Bukankah kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan? dan gunung-gunung sebagai pasak?" (QS. An-Naba' : 6-7).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar