Selasa, 05 Juli 2011

Oh...Buah DELIMA

Buah delima (Punica granatum L.) tidak hanya bentuk fisiknya yang cantik, manfaat yang terkandung didalamnya pun begitu besar bagi kesehatan. Allah berfirman, "Di dalam keduanya ada (bermacam) buah-buahan dan kurma serta delima." (Ar-Rahman : 68). Buah delima (rumman) dalam Al Qur'an disebutkan dibeberapa tempat, yaitu dalam surat Al An'am 99 dan 141. Dalam sebuah hadits mauquf dan marfu', Rasulullah bersabda bahwa buah delima termasuk buah surga. "Tak satupun buah delima yang kalian tanam, melainkan ia dibuahi dengan biji buah delima surga."
Delima merupakan tumbuhan asli Persia dan daerah Himalaya di India Selatan. Menurut cerita, Pharaoh Thutmosis membawanya ke Mesir pada tahun 1500 sebelum Masehi. Dari sini delima menyebar ke Afrika, Asia, Eropa, dan Amerika. Tanaman ini bisa sampai ke Indonesia karena dibawa para pedagang dari Persia pada tahun 1416. Ada 3 jenis delima yang tersebar di Indonesia dan dikelompokkan berdasarkan warna buahnya, yaitu Delima Putih, Delima Merah, dan Delima Hitam. 
Delima Merah memiliki rasa yang lebih manis dan segar, sedangkan Delima Putih rasanya lebih sepat dan kesat, serta kurang manis. Delima hitam kini menjadi tanaman langka yang tidak dikenal secara luas. Padahal menurut para ahli, Delima Hitam lebih baik khasiatnya dibandingkan dengan Delima Putih. Hampir semua bagian tanaman delima dapat dimanfaatkan untuk pengobatan. Bagian daging buah, kulit buah, kulit batang, dan akar delima dapat diramu sebagai obat untuk berbagai penyakit. Harb dan beberapa orang lainnya meriwayatkan juga dari Ali bin Abi tholib bahwa Rasulullah bersabda yang artinya, "Makanlah buah Delima beserta minyak dan atau lemaknya karena ia dapat mengaktifkan pencernaan." (HR. Imam Ahmad)
Kulit delima mengandung ekstrak metanol yang merupakan senyawa ampuh melawan bakteri penyebab diare. Ibnu Qayyim dalam buku At Tibb An Nabawi berkata tentang buah delima, "Sesungguhnya buah delima itu sangat baik untuk perut karena dapat menguatkannya." Begitu pula kulit akar yang berkhasiat astringen bisa digunakan untuk mengobati diare, demam berulang, keputihan, dan mengatasi masalah berkeringat banyak. Sakit tenggorokan juga bisa diobati dengan berkumur air rebusan kulit akar buah delima. tetapi penggunaan kulit batang dan akar delima harus mendapatkan pengawasan seorang herbalis berpengalaman. Sebab di dalamnya terkandung dua senyawa alkaloida piperidina yaitu pelletierine dan pseudopelletierine  yang bersifat sangat toksik (beracun).
Senyawa tannin yang terkandung dalam akar delima mampu menghalangi Entamoeba histalytica, penyebab disentri amuba. Tannin berkhasiat sebagai astringen yaitu menyusutkan selaput lendir usus sehingga pengeluaran cairan diare berkurang. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tannin yang terkandung pada tanaman buah delima tidak hanya aktif sebagai antibakteri, tetapi juga melawan virus, antara lain penyebab virus penyakit cacar, dan sebagai obat anti diabetes melitus atau kencing manis, mereduksi resiko penyakit jantung. Sementara alkaloid pelletierine pada akarnya sangat membantu mengeluarkan cacing pita dan cacing gelang dari usus. Alkaloid yang terdapat pada berbagai bagian tanaman delima menyebabkan cacing melepaskan pegangannya dari dinding usus sehingga terbawa bersama tinja ke luar tubuh.
Biji, daun, serta bunga delima juga telah dimanfaatkan sebagai obat oleh berbagai bangsa dan kebudayaan untuk berbagai keperluan. Menurut pengobatan herbal tradisional China, biji delima mempunyai khasiat anti radang dan obat mujarab untuk penyakit rematik. Bunga delima dipakai untuk mengobati radang selaput lendir pada gusi. Dan bagi mereka yang bermasalah dengan kegemukan (obesitas) bagian tanaman ini bisa dijadikan alternatif untuk mengatasinya. 
Berdasarkan penelitian di Univerity of California, buah delima mempunyai efek ekstrogenik, yaitu menangkal gangguan menopause dan mencegah kanker pada organ-organ reproduksi. Jus delima yang telah difermentasi dan minyak yang diambil dari biji delima, juga diketahui aktif sebagai antioksidan yang setara dengan teh hijau. Dengan minum satu gelas jus delima setiap hari, kita akan mendapatkan asupan senyawa antioksidan polifenol sebanyak 100 mg. Senyawa ini dapat melumpuhkan sel kanker dan memulihkan dinding arteri dari proses pengerasan. Biji delima juga mengandung polifenol. Itulah sebabnya jika membuat jus delima sebaiknya diblender bersama bijinya.
Ekstrak buah delima merah secara in vitro (uji di luar tubuh) terbukti memiliki aktifitas antioksidan yang kuat. Sehingga bersifat kemopreventif (mencegah) atau kemoterapis (mengobati) sel kanker prostat (Malik et al, 2005). Beberapa penelitian lain menunjukkan bahwa ekstrak delima juga mencegah kanker payudara dan kanker kolon. Buah delima juga kaya akan fitosterol. Fitosterol merupakan komponen fitokimia yang mempunyai fungsi berlawanan dengan kolesterol bila dikonsumsi oleh manusia. pada tahun 1970-an, fitosterol diketahui berfungsi menurunkan kadar kolesterol dalam darah dan mencegah penyakit jantung, sehingga sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia. Fitosterol juga dapat membentuk permeabilitas kulit yang baik. Fitosterol dapat menjaga kelembaban kulit, meningkatkan metabolisme kulit, mencegah inflamasi pada kulit, serta dapat mencegah penuaan kulit. Fitosterol juga dapat membantu meningkatkan pertumbuhan rambut. Fitosterol juga tahan terhadap oksidasi, sehingga dapat digolongkan antioksidan pangan.
Fitosterol merupakan komponen penting pada sintesis vitamin D3 (Huang, 2004). Beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa konsumsi 2-3 gr fitosterol sehari dapat mencegah penyakit jantung koroner hingga 25%. Fitosterol juga mempunyai manfaat bagi penderita diabetes. Konsumsi fitosterol dalam jumlah yang cukup diketahui dapat menjaga keseimbangan gula darah. Delima mengandung antioksidan, antiviral, dan material anti tumor. Tak hanya itu, buah yang memiliki banyak biji ini juga kaya akan vitamin A, C, dan E serta asam folic. BAhkan kandungan antioksidan dalam buah delima jumlahnya 3x lebih banyak daripada teh hijau. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar