Jumat, 10 Juni 2011

Meringankan Penyakit Dengan Menjenguknya

Dalam tuntunan Islam, menghibur dan menguatkan mental orang yang sakit adalah sesuatu yang amat penting. Bahkan agar si sakit merasa tenang, dianjurkan agar para penjenguk untuk menghiburnya. Diriwayatkan oleh Imam Al Tirmidzi bahwa Rasulullah pernah bersabda, "Jika kalian mengunjungi orang sakit maka hilangkan kekhawatirannya mengenai ajal, itu tidak bisa menolak apapun, akan tetapi bisa menghibur dirinya." Hadist ini mengandung sebuah etika yang mulia sekali.Dan juga merupakan cara terapi yang terbaik pula, yaitu membimbing pada kondisi yang dapat memperbaiki kondisi jiwa si sakit yang imbasnya adalah mendukung proses penyembuhan. 
Kata-kata menghibur atau ucapan yang mengandung optimisme tersebut secara alami ternyata bisa memperkuat kejiwaan, membangkitkan stamina, bahkan juga merangsang energi tubuh secara wajar sehingga bisa membantu mengusir penyakit atau setidaknya meringankannya. Itulah target maksimal yang biasa diinginkan oleh seorang tenaga medis. Menghibur jiwa orang sakit dan memperbaiki mental serta menyebutkan dalam dirinya hal-hal yang dapat menimbulkan kegembiraan ternyata mempunyai pengaruh yang luar biasa dalam penyembuhan sakitnya atau setidaknya meringankannya karena ruh dan energi tubuh semakin kuat karena hiburan tersebut. Tubuh secara alami akan dapat mengusir atau melawan unsur berbahaya pada dirinya sendiri dengan memproduksi misalnya zat antibodi. Fakta empiris dapat terlihat ketika masyarakat seringkali menyaksikan sebagian orang sakit yang kondisi staminanya membaik karena dijenguk oleh orang-orang yang dicintai dan dimuliakannya.
Dengan melihat, mengobrol, dan bercengkrama dengan mereka, kondisi si sakit dapat lebih baik. Itulah salah satu manfaat mengunjungi orang sakit yang berkaitan dengan kondisi tubuhnya. Oleh karena itu dalam Islam sangat dianjurkan untuk menjenguk saudara kita yang sakit. "Barang siapa yang menjenguk orang sakit, maka ia berada di khurfatul jannah (taman buah Surga) sampai ia kembali."(HR. Muslim No. 2568). Jabir bin Abdillah mengatakan, "Aku mendengar Nabi SAW bersabda, "Barang siapa menjenguk orang sakit, maka ia telah menyelam di dalam rahmat, hingga ketika ia sedang duduk, maka ia tenang didalamnya."(HR Bukhari di dalam kitab Al-Adab Al Mufrad no. 522). Sementara itu Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah SWT berfirman pada hari kiamat kelak, "Hai Bani Adam, Aku sakit tapi engkau tidak menjenguk-Ku", ia lantas bertanya, "Ya Tuhan, bagaimana aku menjenguk-Mu sedangkan Engkau adalah Rabb alam semesta?" Allah pun berfirman, "Bukankah engkau tahu bahwa hamba-Ku si fulan sedang sakit, tapi engkau tidak menjenguknya?! Bukankah engkau tahu bahwa seandainya engkau menjenguknya, maka engkau akan menemukan-Ku di sisinya?!" (HR. Muslim no. 2569) Ali bin Abi Thalib RA berkata bahwa ia mendengar Rasulullah bersabda, "Barangsiapa mendatangi saudaranya sesama muslim dalam rangka menjenguk (orang sakit), maka ia telah berjalan di kebun buah surga sampai ia duduk. Lalu ketika duduk, maka ia akan dilimpahi rahmat. Jika hal itu terjadi di waktu pagi, maka 70 ribu malaikat akan membacakan sholawat kepadanya sampai petang hari. Dan jika hal itu terjadi di waktu petang, maka 70 ribu malaikat akan membacakan sholawat kepadanya hingga pagi hari." (HR. Ibnu Majjah no. 1442). Diriwayatkan dalam hadist shahih muttafaq 'alaih dari Abu Hurairah R.A bahwa Nabi SAW bersabda, "Hai orang muslim atas orang muslim lainnya ada lima : menjawab salam, menjenguk yang sakit, mengantarkan jenazah, mendatangi undangannya, dan mendoakan ketika bersin." Imam Bukhori meriwayatkan dari Abu Musa Al-Asy'ari ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, "Berilah makan orang yang lapar, jenguklah orang yang sakit, dan tolonglah orang yang kesusahan."
Diantara petunjuk Nabi SAW adalah beliau biasanya menanyakan kepada si sakit apa yang dikeluhkannya, bagaimana kondisinya sekarang? Beliau juga menyatakan apa yang ingin dimakannya, lalu meletakkan tangan Beliau di atas keningnya, terkadang meletakkannya di atas dadanya, mendoakannya serta memberi resep obat apa yang kiranya bisa membantu kesembuhannya. Seringkali Beliau berwudhu dan mencipratkan air wudhunya ke tubuh si sakit dan kadang pula Beliau mengucapkan doa : Tidak apa-apa mudah-mudahan menjadi pelebur dosa, Insya Allah." Hal ini merupakan salah satu fungsi membangun optimisme si sakit untuk kesembuhannya yang pernah dicontohkan oleh Rasulullah. 
Pentingnya memberi harapan positif terhadap orang yang sakit ini telah diteliti oleh Lee Berk dari Loma Linda University. Ia mengatakan bahwa "Dokter terbaik mengerti bahwa ada campur tangan psikologis hakiki yang ditimbulkan oleh emosi positif seperti tertawa, perasaan riang gembira, optimisme dan harapan."
Apa yang dilakukan Rasulullah tersebut menunjukkan betapa besarnya sikap lembut Beliau kepada orang sakit, betapa baik sikap Beliau dan perhatian Beliau terhadapnya. Sehingga membawa pengaruh terhadap ketenangan jiwa si sakit untuk menuju pada kesembuhannya. 











Tidak ada komentar:

Posting Komentar